A. Pendahuluan
Dahulu,
apabila mendengar kata “penelitian”, orang sering membayangkan suatu kesibukan
yang terjadi di laboratorium. Seorang ahli sedang asik mencermati reaksi
zat-zat yang dicampur dalam tabung reaksioner, atau sedang sibuk meneliti
benda-benda berukuran mikroskopik dengan mikroskop. Sehingga tertanam dalam
benak bahwa penelitian merupakan kegiatan monopoli para ahli bidang sains.
Anggapan
tersebut memang benar, tetapi tidak sepenuhnya benar. Orang-orang di
laboratorium memang sedang melakukan penelitian, yaitu penelitian di bidang
ilmu pengetahuan alam. Akan tetapi penelitian tidak hanya dilakukan di bidang
ilmu pengetahuan alam saja, melainkan dilakukan di seluruh bidang ilmu.
Seorang
pembuat roti, mengetahui takaran yang benar untuk membuat roti yang baik. Akan
tetapi ia tidak puas hanya dengan hal itu, ia terus mencoba membuat roti yang
berbeda dari yang telah ada dengan menambahkan berbagai bahan yang lain,
sehingga akhirnya melahirkan roti jenis baru. Proses eksperimen pembuat roti
hingga akhirnya menghasilkan roti jenis baru itu juga merupakan sebuah
penelitian. Akan tetapi tidak melalui prosedur yang jelas, dan tidak ada
laporan hasilnya dalam bentuk tulisan.
Berbeda
dengan pembuat roti, para akademisi melaksanakan penelitian dalam berbagai ilmu
yang dikuasainya dengan menggunakan prosedur-prosedur yang jelas,
langkah-langkah yang terarah dan metode-metode yang sesuai sehingga
menghasilkan sesuatu yang mampu dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Untuk
melahirkan sebuah karya ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, maka hendaklah
memulai langkah awal penelitian dengan baik dan benar pula. Langkah awal ini
berupa penyusunan usulan penelitian atau proposal yang kelak menentukan
keberhasilan penelitian tersebut.
Makalah
ini Insya Allah akan membahas tentang langkah awal penelitian berikut
penyusunan proposal penelitian agar seorang peneliti dapat membuat perencanaan
dan usulan penelitian dengan baik, benar, dan dapat dipertanggungjawabkan.
B. Langkah Awal Penelitian
Setiap
penelitian baik untuk skripsi, tesis, desertasi, dan penelitian lainnya selalu
didahului dengan penyusunan usulan penelitian atau proposal penelitian. Karena
keberhasilan penelitian seringkali terlihat dari sempurna atau tidaknya usulan
penelitian yang disusun.
Proposal
penelitian merupakan kerangka atau rincian prosedur kerja yang akan dilakukan
pada waktu meneliti. Proposal penelitian disusun sebagai gambaran bagaimana
penelitian tersebut akan dilakukan dan menunjukkan akan ke mana penelitian
tersebut diarahkan. Juga dapat memberi gambaran bagaimana hasil yang akan
diperoleh ketika penelitian tersebut rampung.
Suatu
proposal penelitian yang baik hendaknya dapat mempermudah peneliti dalam
melakukan penelitiannya. Terkadang seseorang menyusun sebuah proposal
penelitian dengan sedemikian rupa dan seideal mungkin—menurut
pendapatnya—dengan memasukkan berbagai ide yang ada di pikirannya agar mengesankan
bahwa penelitian yang akan dilakukannya tersebut memiliki nilai akademis atau
praktis yang tinggi, namun yang terjadi justru usulan penelitiannya tersebut
membuatnya bingung menentukan kelanjutan penelitiannya.
Dari
sekian banyak penelitian yang gagal dilakukan, pertama-pertama disebabkan tidak
sempurnanya usulan penelitian yang diajukan. Karena kesempurnaan usulan
penelitian menentukan layak tidaknya penelitian tersebut dilanjutkan.
Sistematis, berencana, dan mengikuti konsep ilmiah merupakan tiga syarat utama
sempurnanya sebuah proposal penelitian . Apabila salah satu syarat tersebut
hilang, maka dipastikan penelitian tersebut akan cacat dan tidak lagi bersifat
ilmiah.
Dalam
teori penyusunan proposal penelitian, seringkali terdapat perbedaan format atau
kerangka yang diajukan oleh para ahli. Akan tetapi apabila dikaji lebih dalam
inti dan maksud sebenarnya adalah sama.
C. Kerangka Usulan Penelitian (Proposal Penelitian)
Yang
dimaksud kerangka di sini adalah pokok-pokok dari suatu usul penelitian atau
proposal penelitian, yang memberikan gambaran bagaimana suatu penelitian akan
dilakukan dan bagaimana hasil penelitian tersebut diperkirakan setelah selesai
nanti.
Tiap
bagian dari kerangka ini akan dikemukakan bagaimana cara penyusunannya dan apa
yang harus dikemukakan di dalamnya. Juga dijelaskan bagaimana cara
menyambungnya dengan bagian yang lain, hingga merupakan suatu rangkaian kokoh
dalam suatu proposal yang utuh. Utuh yang dimaksud adalah terpenuhinya
syarat-syarat yang diminta sebagai suatu kerangka penelitian ilmiah.
Kerangka-kerangka
yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1) Judul atau Topik penelitian. 2) Latar
belakang masalah penelitian. 3) Perumusan masalah penelitian. 4) Tujuan
penelitian 5) Tinjauan pustaka 6) Kerangka berpikir 7) Perumusan Hipotesa, dan
8) Langkah-langkah penelitian..
Kedelapan
kerangka tersebut ketika selesai diolah secara benar sesuai dengan prosedur
maka akan menjadikan suatu proposal penelitian yang siap untuk diajukan.
a. Judul penelitian
Judul
seringkali dianggap sepele, namun merupakan sesuatu yang penting, karena judul
adalah yang pertama terlihat dan paling sering dipertanyakan.
Judul
penelitian merupakan identitas atau cermin dari jiwa seluruh pemikiran yang
dituangkan dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu, judul penelitian ditulis
dalam kalimat yang jelas, lugas, dan menarik, serta mencerminkan isinya .
Berikut
ini juga perlu dipertimbangkan agar judul memenuhi syarat sebagai judul yang
tepat dan baik, yaitu :
-
Judul dalam kalimat pernyataan, bukan pertanyaan.
-
Cukup jelas, singkat, dan tepat.
-
Berisi variable-variabel yang akan diteliti.
-
Judul menggambarkan keseluruhan isi dan kegiatan penelitian yang dilakukan.
b. Latar belakang masalah
Latar
belakang masalah bertolak dari adanya minat dan perhatian peneliti terhadap
sesuatu yang disinyalir mengandung masalah.
Dalam
latar belakang masalah dikemukakan data dasar yang dapat menjadi acuan atau
alasan munculnya masalah penelitian. Ia dirumuskan dalam pernyataan-pernyataan
yang saling berhubungan dan di dalamnya mengandung kontradiksi atau
kesenjangan. Pengungkapan pernyataan ini bersifat deduktif, yaitu dari
pernyataan bersifat umum dan berakhir pada yang bersifat khusus. Dari
pernyataan-pernyataan itu menuntut adanya masalah atau masalah-masalah.
Selanjutnya, dari pernyataan-pernyataan khusus yang disusun secara sistematik
dan konsisten itu, muncul masalah khusus yang juga dirumuskan dalam bentuk
pernyataan khusus.
Pada
latar belakang masalah juga haruslah dikemukakan dengan tajam, kritis, dan
jelas mengenai hal-hal sebagai berikut:
-
Dasar pemikiran kenapa masalah tersebut diteliti.
-
Gambaran secara ideal dan kenyataan masalah tersebut, yang didukung oleh fakta
dan data.
-
Identifikasi dan perivikasi masalah.
-
Pembatasan ruang lingkup masalah yang akan diteliti.
c. Perumusan Masalah Penelitian
Setelah
jelas latar belakang masalah yang dikemukakan, maka pada bagian perumusan
masalah penelitian ini tinggal dikemukakan dengan jelas masalah yang menjadi
tujuan dilakukannya penelitian tersebut. Perumusan masalah biasanya dilakukan
dengan menggunakan kalimat tanya, dan di dalamnya meliputi:
-
Terlihatnya variable-variabel yang diteliti
-
Tergambarnya populasi penelitian
-
Jelas ruang lingkupnya
-
Tidak terlalu luas dan tidak juga terlalu sempit, agar tidak membingungkan
dalam melakukan penelitian.
-
Hendaknya masalah yang dirumuskan dapat membantu peneliti dalam proses
pelaksanaan penelitiannya.
Masalah
penelitian adalah inti dari keseluruhan penelitian, sehingga perumusannya pun
harus tepat sesuai dengan masalah yang ingin diteliti. Keseluruhan penelitian
akan selalu mengacu pada masalah yang dihadapi sehingga proses penelitian
berjalan terarah. Dan kesimpulan penelitian adalah merupakan jawaban dari
rumusan masalah yang diajukan.
d. Tujuan penelitian
Tujuan
penelitian merupakan hasil akhir yang ingin dicapai dalam sebuah penelitian
yaitu terjawabnya masalah penelitian. Ia merupakan muara dari suatu penelitian.
Tujuan penelitian berhubungan secara fungsional dengan rumusan masalah
penelitian yang dibuat secara spesifik, terbatas, dan dapat diperiksa dengan
hasil penelitian.
e. Tinjauan pustaka
Dalam
rencana penelitian, ada dua unsur yang memiliki fungsi yang hampir sama, yaitu
tinjauan pustaka, dan kerangka berpikir. Keduanya menjadi pengarah secara
substansial terhadap tahapan kegiatan penelitian berikutnya. Namun demikian,
keduanya memiliki perbedaan. Pertama, uraian dalam tinjauan pustaka dijadikan
rujukan dalam perumusan kerangka berpikir. Kedua, rumusan dalam tinjauan
pustaka sepenuhnya digali dari bahan yang ditulis oleh para ahli di bidang itu
yang berhubungan dengan penelitian. Ketiga, dalam kerangka berpikir, rumusan
sepenuhnya menjadi milik peneliti dengan mempertimbangkan pandangan atau
informasi yang dirumuskan dalam tinjauan pustaka, kemudian dijadikan rujukan
dalam kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan.
Tinjauan
pustaka dapat berupa penelitian-penelitian yang telah lampau yang mengambil
tema, atau objek yang sama sebagai bahan penelitiannya dengan metode atau teori
yang berbeda, atau menggunakan metode dan teori yang sama tetapi dengan objek
yang berbeda.
f. Kerangka berpikir
Kerangka
berpikir dapat berupa kerangka teori dan dapat pula berupa kerangka penalaran
logis. Kerangka teori dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau
batasan-batasan tentang teori-teori yang akan dipakai sebagai landasan
penelitian yang akan dilakukan; merupakan teori mengenai variable-variabel
permasalahan yang akan dihadapi.
Sedangkan
kerangka penalaran logis merupakan urutan berpikir logis, sebagai suatu ciri
cara berpikir ilmiah yang akan digunakan dan cara menggunakan logika tersebut
dalam memecahkan masalah.
Kerangka
berpikir bersifat operasional yang diturunkan dari satu atau beberapa teori,
atau dari pernyataan-pernyataan yang logis. Ia berhubungan dengan masalah penelitian
dan menjadi pedoman dalam perumusan hipotesis yang akan diajukan.
g. Perumusan hipotesa
Bertolak
dari permasalahan yang timbul, maka hipotesa adalah sebagai jawaban atau
anggapan sementara untuk menjawabnya . Ada dua jenis jawaban permasalahan yang
dapat dikemukakan sesuai dengan taraf pencapaiannnya yaitu;
Pertama,
jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf ‘teoritik’, dicapai
melalui studi pustaka. dan kedua, jawaban permasalahan yang berupa kebenaran
pada taraf ‘praktek’, diperoleh setelah penelitian selesai dilakukan, yaitu
setelah pengolahan data dilakukan.
Maka
berdasarkan kedua hal di atas, maka hipotesa adalah jawaban permasalahan jenis
pertama, yaitu kebenaran pada tahap teoritik, sehingga perlu diuji kebenarannya
pada tahap praktek. Maka hipotesa tidak dapat menjadi kesimpulan kecuali
setelah diuji kebenarannya melalui pengolahan data dan penelitian selesai
dilakukan.
Dalam
penyusunan hipotesa tersebut, peneliti terikat dengan permasalahan yang
diajukan. Demikian pula dengan kerangka teori yang telah dikemukakan dan
diteliti variable-variabelnya untuk kemudian dicarikan datanya melalui kerangka
konsep yang telah dikemukakan. Dalam merumuskan hipotesa, peneliti menggunakan
intuisi yang tajam, setelah memperhatikan masalah yang dikemukakan dan teori
yang digunakan dalam penelitiannya. Sehingga hipotesa yang dikemukakannya dapat
diuji melalui teori-teori tersebut yang mengacu kepada data-data yang
didapatkan selama penelitian tersebut.
h. Penentuan metode penelitian
Penentuan
metode penelitian, metode penelitian ditentukan sesuai dengan penelitian yang
akan dihadapi berdasarkan tempat, jenis, ataupun karakteristik penelitian,
berdasarkan tempat; apakah itu studi yang membutuhkan terjun ke lapangan, maka
metode yang digunakan adalah field research (studi lapangan), atau apabila
penelitian tersebut hanya memerlukan data-data dari berbagai buku maka
penelitian tersebut adalah library research (studi pustaka). Dan sebagainya.
i. Langkah-langkah penelitian
Langkah-langkah
penelitian, lazim disebut prosedur penelitian secara garis besar mencakup;
penentuan metode penelitian, penentuan jenis data, penentuan sumber data,
inventarisasi data, analisis data, dan penentuan kesimpulan. Kesemuanya ini
merupakan langkah penelitian yang biasa dan mesti ada dan dilakukan dalam
penelitian ilmiah.
D. Penutup
Dalam
merumuskan proposal penelitian, kerangka-kerangka di atas amatlah penting untuk
diperhatikan agar menghasilkan sebuah penelitian yang berkualitas. Sehingga
para peneliti akan mudah dalam melakukan proses penelitian dan akan berbuah
karya ilmiah yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar