PENGERTIAN MANAJEMEN
KINERJA
Kata Manajemen Kinerja
merupakan penggabungan dari kata manajemen dan kinerja. Manajemen berasal dari
kata to manage yang berarti mengatur. Menurut George R Terry dalam bukunya
Principles of Management, Manajemen merupakan suatu proses yang menggunakan
metode ilmu dan seni untuk menerapkan fungsi-fungsi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian pada kegiatan-kegiatan dari
sekelompok manusia yang dilengkapi dengan sumber daya/faktor produksi untuk
mencapai tujuan yang sudah ditetapkan lebih dahulu, secara efektif dan efisien.
Sedangkan menurut John R Schermerhorn Jr dalam bukunya Management, manajemen
adalah proses yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian terhadap penggunaan sumber daya yang dimiliki, baik manusiadan
material untuk mencapai tujuan.
Dari
beberapa definisi manajemen yang diberikan oleh para ahli, dapat disimpulkan
manajemen mencakup tiga aspek, yaitu:
- Pertama : manajemen sebagai proses
- Kedua : adanya tujuan yang telah ditetapkan
- Ketiga : mencapai tujuan secara efektif dan efisien
Kata kinerja merupakan
singkatan dari kinetika energi kerja yang padanannya dalam bahasa Inggris
adalah performance, yang sering diindonesiakan menjadi kata performa. (Wirawan,
2009)
Pengertian Kinerja menurut
beberapa ahli adalah sebagai berikut: (Veithzal Rivai dan Ahmad Fawzi, 2005)
Kinerja merupakan
seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan pencapaian serta
pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta (Stolovitch and Keeps, 1992)
Kinerja merupakan salah
satu kumpulan total dari kerja yang ada pada diri pekerja (Griffin, 1987)
Secara mendasar, Manajemen
kinerja merupakan rangkaian kegiatan yang dimulai dari perencanaan kinerja,
pemantauan / peninjauan kinerja, penilaian kinerja dan tindak lanjut berupa
pemberian penghargaan dan hukuman. Rangkaian kegiatan tersebut haruslah
dijalankan secara berkelanjutan.
Menurut Direktorat Jenderal
Anggaran (2008), manajemen kinerja merupakan suatu proses strategis dan terpadu
yang menunjang keberhasilan organisasi melalui pengembangan performansi
aspek-aspek yang menunjang keberadaan suatu organisasi. Pada implementasinya,
manajemen kinerja tidak hanya berorientasi pada salah satu aspek, melainkan
aspek-aspek terintegrasi dalam mendukung jalannya suatu organisasi.
Kinerja merupakan suatu
fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan
seseorang harus memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu.
Kesediaan dan ketrampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan
sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan
bagaimana mengerjakannya (Hersey and Blanchard, 1993)
Kinerja merujuk kepada
tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan
yang diinginkan dapat tercapai dengan baik (Donelly, Gibson and Ivancevich,
1994)
Kinerja sebagai kualitas
dan kuantitas pencapaian tugas-tugas, baik yang dilakukan oleh individu,
kelompok maupun perusahaan (Schermerhorn, Hunt and Osborn, 1991)
Kinerja sebagai fungsi
interaksi antara kemampuan (Ability=A), motivasi (motivation=M) dan kesempatan
(Opportunity=O) atau Kinerja = ƒ(A x M x O); artinya: kinerja merupakan fungsi
dari kemampuan, motivasi dan kesempatan (Robbins,1996)
Dengan demikian, kinerja
adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan
dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang
diharapkan.
Dari kedua kata manajemen
dan kinerja, jika digabungkan menjadi satu kata baru yaitu Manajemen Kinerja
(Performance Management). Beberapa definisi diungkapkan oleh para ahli sebagai
berikut: (Wibowo, 2007)
Manejemen kinerja sebagai
proses komunikasi yang dilakukan secara terus menerus dalam kemitraan antara
karyawan dengan atasan langsungnya. Proses komunikasi ini meliputi kegiatan
membangun harapan yang jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan yang akan
dilakukan (Bacal, 1994).
Manajemen kinerja sebagai
sarana untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari organisasi, tim dan
individu dengan cara memahami dan mengelola kinerja dalam suatu kerangka
tujuan, standar, dan persyaratan-persyaratan atribut yang disepakati
(Armstrong, 2004).
Manajemen kinerja merupakan
gaya manajemen yang dasarnya adalah komunikasi terbuka antara manajer dan
karyawan yang menyangkut penetapan tujuan, memberikan umpan balik baik dari
manajer kepada karyawan maupun sebaliknya
PRINSIP DASAR
MANAJEMEN KINERJA
Sebagai prinsip dasar dalam manajemen kinerja adalah
menghargai kejujuran, memeberikan pelayanan, tanggung jawab, dirasakan seperti
bermain, adanya perasaan kasihan, adanya perumusan tujuan, terdapat konsensus
dan kerja sama, sifatnya berkelanjutan, terjadi komunikasi dua arah dan
mendapatkan umpan balik.
1.
Kejujuran
Kejujuran menampakkan diri dalam komunikasi umpan balik yang jujur diantara
manajer, pekerja, dan rekan kerja. Proses penilaian akan memperluas pemahaman
bawahan dengan cara mengajak mereka untuk jujur menyatakan apa yang memotivasi
mereka, apa yang mereka suka dan tidak suka mengenai pekerjaan mereka, apa yang
mereka inginkan dan apa yang menjadi kepentingan mereka dan bagaimana mereka
harus dibantu.
Sebaliknya, manajer juga menceritakan kebenaran dalam hubungannya dengan
bawahan tentang apa yang disuka dan apa yang tidak disuka mengenai pekerjaan
mereka.[17] Sehingga manajer mampu memahami
hambatan-hambatan para karyawan untuk mencapai kinerja yang bagus.
2.
Pelayanan
Yang dimaksud dengan pelayanan disini adalah bagaimana memberikan pelayanan
kepada para pekerja, seperti jika pekerja mengalami kesulitan menyelesaikan
pekerjaannya, maka manajer membantu pekerja tersebut agar mampu menyelsaikan
pekerjaannya tersebut.
3.
Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan prinsip dasar dalam mengembangkan kinerja. Dengan
memahami dan menerima tanggung jawab atas apa yang mereka kerjakan dan yang
tidak mereka kerjakan untuk mencapai tujuan mereka. Dalam perspektif manajer,
sudah menjadi tanggung jawab manajer untuk memastikan keberhasilan bawahannya.
4.
Bermain
Manajemen kinerja menggunakan prinsip bahwa bekerja sama dengan bermain.[18]Dengan menggunakan prinsip bermain, maka
pekerjan yang dikerjakan tidak akan menjadi beban, justru akan menyenangkan dan
menjadi semangat ketika mengerjakan pekerjaan tersebut.
5.
Rasa kasihan
Makna rasa kasihan adalah seorang manajer memiliki sikap memahami dan
empati terhadap orang lain. Rasa kasihan seorang manajer akan melupakan
kesalahan di belakang dan akan memulai denhan sesuatu yang baru.
6.
Perumusan
tujuan
Manajemen kinerja dimulai dengan melakukan perumusan dan mengklarifikasi terlebih
dahulu tujuan yang hendak dicapai organisasi.
7.
Konsensus dan
kerja sama
Manajemen kinerja mengandalkan pada kerja sama antara atasan dan bawahan
dari pada menekankan pada kontrol dan melakukan pemaksaan.
8.
Berkelanjutan
Manajemen kinerja merupakan proses yang sifatnya berlangsung secara terus
menerus, dan berkelanjutan.
KARAKTERISTIK KINERJA
Keberhasilan kinerja akan membawa
dampak positif terhadap hasil kerja yang efektif yang mampu mencapai tujuan
dari sebuah instansi perusahaan. Oleh karenanya, instansi yang melakukan
manajemen kinerja pada perusahaannya akan mampu memperoleh kinerja yang
efektif. Maka, manajemen kinerja dapat dinyatakan berhasil apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1.
Proses manajemen kinerja telah memungkinkan pengalaman dan pengetahuan yang
diperoleh individu dari pekerjaan dapat dipergunakan untuk memodifikasi tujuan
organisasi.
2.
Proses
penyelenggaraan manajemen kinerja dapat disesuaikan dengan pekerjaan sebenarnya
dari organisasi dan bagaimana kinerja pada umumnya dikelola.
3.
Manajemen
kinerja dapat memberi nilai tambah dalam bentuk hasil jangka pendek maupun
pengembangan jangka panjang.
4.
Proses
manajemen kinerja berjalan secara transparan dan bekerja secara jujur dan adil.
5.
Pendapat
stakeholder diperhatikan tentang seberapa baik skemanya berjalan dan tindakan
diambil sesuai keperluan untuk memperbaiki berbagai proses.[20] Jika perusahaan memperhatikan dan
berusaha memenuhi permintaan / kepentingan dari masing-masing stakeholder, maka
manejemen kinerja akan dapat berhasil.[21]
PENTINGNYA MANAJEMEN
KINERJA
Suatu
organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan organisasi. Pencapaian tujuan
organisasi menunjukkan hasil kerja/prestasi organsisasi dan menunjukkan kinerja
organisasi. Hasil kerja organisasi diperoleh dari serangkaian aktivitas yang
dijalankan. Aktivitas tersebut dapat berupa pengelolaan sumberdaya organisasi
maupun proses pelaksanaan kerja yang diperlukan untuk mencapai tujuan
organisasi. Untuk menjamin agar aktivitas tersebut dapat mencapai hasil yang
diharapkan, diperlukan upaya manajemen dalam pelaksanaan aktivitasnya.
Dengan
demikian, hakikat manajemen kinerja adalah bagaimana mengelola seluruh kegiatan
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Manajemen
kinerja bukannya memberi manfaat kepada organisasi saja tetapi juga kepada
manajer dan individu. Bagi organisasi, manfaat manajemen kinerja adalah
menyesuaikan tujuan organisasi dengan tujuan tim dan individu, memperbaiki
kinerja , memotivasi pekerja, meningkatkan komitmen, mendukung nilai-nilai
inti, memperbaiki proses pelatihan dan pengembangan, meningkatkan dasar
ketrampilan, mengusahakan perbaikan dan pengembangan berkelanjutan,
mengusahakan basis perencanaan karier,
membantu menahan pekerja terampil agar tidak pindah, mendukung inisiatif
kualitas total dan pelayanan pelanggan, mendukung program perubahan budaya.
Bagi
manajer, manfaat manajemen kinerja antara lain: mengupayakan klarifikasi
kinerja dan harapan perilaku, menawarkan peluang menggunakan waktu secara
berkualitas, memperbaiki kinerja tim dan individual, mengusahakan penghargaan
nonfinansial pada staf, membantu karyawan yang kinerjanya rendah, digunakan
untuk mengembangkan individu, mendukung kepemimpinan, proses motivasi dan
pengembangan tim, mengusahakan kerangka kerja untuk meninjau ulang kinerja dan
tingkat kompensasi.
Bagi
individu, manfaat manajemen kinerja antara lain dalam bentuk: memperjelas peran
dan tujuan, mendorong dan mendukung untuk tampil baik, membantu pengembangan
kemampuan dan kinerja, peluang menggunakan waktu secara berkualitas, dasar
objektivitas dan kejujuran untuk mengukur kinerja, dan memformulasi tujuan dan
rencana perbaikan cara bekerja dikelola dan dijalankan.
Menurut
Costello (1994) manajemen kinerja mendukung tujuan menyeluruh organisasi dengan
mengaitkan pekerjaan dari setiap pekerja dan manajer pada misi keseluruhan dari
unit kerjanya. Seberapa baik kita mengelola kinerja bawahan akan secara
langsung mempengaruhi tidak saja kinerja
masing-masing pekerja secara individu dan unit kerjanya, tetapi juga kinerja
seluruh organisasi.
Apabila
pekerja telah memahami tentang apa yang
diharapkan dari mereka dan mendapat dukungan yang diperlukan untuk memberikan
kontribusi pada organisasi secara efisien dan produktif, pemahaman akan tujuan
, harga diri dan motivasinya akan meningkat.
Dengan demikian, manajemen kinerja memerlukan kerja sama, saling
pengertian dan komunikasi secara terbuka antara atasan dan bawahan.
PERBEDAAN MANAJEMEN
KINERJA DENGAN KINERJA
·
KINERJA
Sementara itu, kinerja atau permormance sering diartikan
sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Manajemen kinerja adalah suatu proses
yang dirancang untuk meningkatkan kinerja organisasi, kelompok, dan individu
yang digerakkan oleh para manajer.[10]Manajemen kinerja mencakup pengkajian
ulang terhadap kinerja secara berkesinambungan dan dilakukan secara bersama
berdasarkan kesepakatan mengenai sasaran, keahlian, kompetensi, rencana kerja
dan pengembangan, serta pengimplementasian rencana peningkatan dan pengembangan
lebih lanjut.[11]
Kinerja sendiri adalah suatu hal yang berorientasi ke
masa depan, disesuaikan spesifik berdasarkan kondisi khusus dari setiap
organisasi/individu dan didasarkan atas suatu model kausal yang menghubungkan
antara input dan output[12]
·
MANAJEMEN KINERJA
Manajemen kinerja didefenisikan oleh Bacal (1999) sebagai proses komunikasi
yang berkesinambungan yang dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan
dan atasan.[13]
Jadi, kesimpulan dari manajemen kinerja adalah kegiatan
yang mengkaji ulang kinerja secara berkesinambungan untuk meningkatkan dan
mengembangkan kinerja lebih lanjut.
Penilaian kinerja merupakan alat yang bermanfaat tidak
hanya untuk mengevaluasi kerja dari para karyawan, tetapi juga untuk
mengembangkan dan memotivasi karyawan. Pada intinya, penilaian kinerja dapat
dianggap sebagai alat untuk memverifikasi bahwa karyawan memenuhi standar
kinerja yang telah ditetapkan. Penilaian kinerja dapat pula merupakan cara
untuk membantu karyawan mengelola kinerja mereka.[14]
MANAJEMEN KINERJA SEBAGAI
PROSES MANAJEMEN
Masukan
Manajemen
kinerja membutuhkan berbagai masukan yang harus dikelola agar dapat saling
bersinergi dalam mencapai tujuan organisasi. Masukan tersebut berupa:
sumberdaya manusia (SDM), modal, material, peralatan dan teknologi serta metode
dan mekanisme kerja.
Manajemen
Kinerja memerlukan masukan berupa tersedianya kapabilitas SDM, baik sebaga
perorangan maupun tim. Kapabilitas SDM diwujudkan dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan dan kompetensi. SDM yang memiliki pengetahuan dan keterampilan diharapkan
dapat meningkatkan kualitas proses kinerja maupun hasil kerja. Sedangkan
kompetensi diperlukan agar SDM mempunyai kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi sehingga
dapat memberikan kinerja terbaiknya.
Proses
Manajemen
kinerja diawali dengan perencanaan tentang bagaimana merencanakan tujuan yang
diharapkan di masa yang akan datang, dan menyusun semua sumberdaya dan kegiatan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan. Pelaksanaan rencana dimonitoring dan diukur kemajuannya
dalam mencapai tujuan. Penilaian dan peninjauan kembali dilakukan untuk
mengoreksi dan menentukan langkah-langkah yang diperlukan bila terdapat deviasi
terhadap rencana. Manajemen kinerja menjalin terjadinya saling menghargai
kepentingan diantara pihak-pihak yang terlibat dalam proses kinerja. Prosedur
dalam manajemen kinerja dijalankan secara jujur untuk membatasi dampak meerugikan pada individu. Proses
manajemen kinerja dijalankan secara transparan terutama terhadap orang yang
terpengaruh oleh keputusan yang timbul dan orang mendapatkan kesempatan melalui
dasar dibuatnya suatu keputusan.
Keluaran
Keluaran
merupakan hasil langsung dari kinerja organisasi, baik dalam bentuk barang
maupun jasa. Hasil kerja yang dicapai organisasi harus dibandingkan dengan
tujuan yang diharapkan . Keluaran dapat lebih besar atau lebih rendah dari
tujuan yang telah ditetapkan. Bila terdapat deviasi akan menjadi umpan balik
dalam perencanaan tujuan yang akan datang dan impelementasi kinerja yang sudah
dilakukan.
Manfaat
Selain
memperhatikan keluaran, manajemen kinerja juga memperhatikan manfaat dari hasil
kerja. Dampak hasil kerja dapat bersifat positif bagi organisasi, misalnya
karena keberhasilan seseorang mewujudkan prestasinya berdampak meningkatkan
motivasi sehingga semakin meningkatkan kinerja organisasi. Tetapi dampak
keberhasilan sesorang dapat bersifat negatif, jika karena keberhasilannya ia
menjadi sombong yang akan membuat suasana kerja menjadi tidak kondusif.
SIKLUS MANAJEMEN
KINERJA
·
Model
perencanaan kinerja
Perencanaan
kinerja adalah proses penyusunan rencana kegiatan untuk meningkatkan kinerja
perusahaan dan kinerja setiap orang. Rencana kinerja terdiri dari tiga komponen
yaitu,
a. Uraian jabatan atau uraian
tugas
b. Sasaran kinerja
c. Rencana tindakan kinerja
·
Pembinaan
kinerja
Pembinaan
kinerja dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja setiap individu, kelompok atau
unit kerja, serta meningkatkan kinerja perusahaan setinggi mungkin.
·
Evakuasi
kinerja
Evaluasi
kinerja adalah suatu system dan cara penilaian pencapaian hasil kerja setiap
individu yang bekerja di dalam dan untuk perushaan tersebut.
PERENCANAAN KINERJA
Perencanaan
pada dasarnya merupakan tahap awal dari sistem manajemen. Perencanaan kinerja
merupakan tahap awal dari manajemen kinerja, mulai dengan perumusan visi dan
misi perusahaan atau organisasi, perumusahan tugas poko dan struktur
oraganisasi, sasaran dan fungsi-fungsi unit-unit organisasi, hingga uraian
jabatan, sasaran kinerja dan rencana tindakan kinerja setiap orang di
masing-masing unit organisai.
ANALISIS JABATAN
Analisis
jabtan berarti menganalisis, menjelaskan dan menguraikan semua apek yang
berkaitan dengan jabatan atau pekerjaan mulai dari judul jabtan, iktisar
jabatan, barang atau jasa yang dihasilkan jabatan itu, uraian jabatan atau
uraian tugas, bahan dan peralatan yang digunakan, kondisi jabatan, tanggung
jawab dan wewenag pejabat yang mendudukinya, serta syarat jabatan yang dipenuhi
setiap orang yang menduduki jabatan yang dimaksud.
Salah
satu tujuan analisis jabatan adalah untuk menyususun dan menat astruktur organisasi,
dilanjutkan dengan menyusun dan menata jenjang dan hubungan jabatan, hingga
perumusa uraian jabatan dan penentuan syarat jabatan. Analissi jabatan dapat
dlakukan dengan menggunakan tiga jenis metode yaitu metode benchmarking atau
pilihan contoh, meted studi organisasi, dan metode kombinasi benchmarking dan
studi organisasi.
PEMBINAAN
KINERJA
- Tingkat upah rendah
Tingkat
upah di Indonesia pada umumnya sangat rendah. Sisitem pengupahan dikalangan
negeri sipil, militer dan pollisi juga sangat rendah dan tidak masuk akal
sehat. Akaibatnya, secra keseluruhan kubugaran fisik dan tingkat kesehatan di
Indonesia pada umumnya rendah.
- System kerja melelahkan
Banyak
pengusah yang mengandalkan system kerja lembur baik pada hari-hari kerja maupun
pada hari istirahat dan hari libur resmi. Pengusaha cenderung menekan upah
rendah supaya para pekerja merasa terpaksa ikut kerja lembur akibatnya pekerja
mempunyai kurang waktu istirahat, badan lemah dan kinerja mereka secara
keseluuhan tetap rendah.
- Kualitas lingkungan kerja
Lingkungan
kerja di banyak perusahaaan tidak terjaga aman dan sehat, terlalu panas
sehingga membuat pekerja cepat lelah, terlalu bising, udara tidak bersih,
karena polusi atau terkontaminasi sehingga sering mengalami sakit.
- Pola hidup sehat
Banyak
pekerja kurang memahami menerapkan pola hidup sehat, baik dalam memilih jenis
makanan bergizi maupun dalam mengalokasikan penghasilan yang terbatas. Oleh
sebab itu manajemen perlu membrikan perhatian untuk meningkatkan kebugaran
jasmani dan kesehatan bekerja antara lain dengan meningkatkan upah dan jaminan
social, penyediaan makanan bergizi di tempat kerja, memperbaiki system kerja
untuk menghindari kerja lembur, menyediakan lingkungan kerja yang aman dan
sehat, serta membiasakan pekerja dalam pola hidup sehat.
EVALUASI KINERJA
Evaluasi
kinerja adalah suatu metode dan proses penilaian dan pelaksanaan tugas
seseorang atau sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam satu perusahaan atau
organisasi sesuai dengan standar kinerja atau tujuan yang ditetapkan lebih
dahulu. Evaluasi kinerja merupakan cara yang paling adil dalam memberikan
imbalan atau penghargaan kepada pekerja.
Tujuan evaluasi kinerja
adalah untuk menjamin pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan dan juga untuk
mengetahui posisi perusahaan dan tingkat pencapaian sasaran perusahaan,
terutama untuk mengetahui bila terjadi keterlambatan atau penyimpangan supaya
segera diperbaiki, sehingga sasaran atau tujuan tercapai.
Hasil
evaluasi kinerja individu dapat dimanfaatkan untuk banyak penggunaan.
• Peningkatan
kinerja
•
Pengembangan SDM
•
Pemberian kompensasi
•
Program peningkatan produktivitas
•
Program kepegawaian
•
Menghindari perlakuan diskriminasi
TOLOK
UKUR PENILAIAN
Tolok
ukur dapat dirumuskan melalui analisi jabatan dengan mengurai visi,misi dan
tujuan organisasi menjadi uraian jabatan dan atau sasaran kinerja.dari analisi
jabatan dapat digunakan menjadi tolok ukur kinerja. Pertama adalah rumusan
hasil kerja, yaitu hasil yang diharapkan dapat tercapai melalui jabatan yang
dimaksud. Kedua, adalah uraian jabatan, yaitu kegiatan-kegiatan yang harus
dilakukan untuk mewujudkan hasil kerja yang diharapkan. Hasil kerja dan tolok
ukur evaluasi kinerja mempunyai dimensi kuantita, kualitas, waktu, dan
kecepatan, serta nilai, dan biaya, yang dapat dinyatakan dengan angka absolute,
persentasi atau indeks. Hasil kierja yang bersifat fisik mudah dinyatakan
secara kuantitatif dalam angka absolute. Akan tetapi hasil kinerja yang
beerisfat non fisik biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks dan atau tingkatan.
Melalui analisis jabatan dapat dirumuskan sasaran yang harus dicapai oleh
setiap unit di organisasi tersebut. Sasaran yang bersifat fisik mudah diukur
dan dapat dirinci menjadi target-target yang harus dicapai dalam kurun waktu
tertentu. Terutama untuk sasaran yang bersifat non fisik, tolok ukur dapat
dirumuskan dalam bentuk Sasaran Utama Jabatan (SUJ) atau Key Result Area (KRA)
dan indicator kunci (IK) atau Key Indicators(KI). Kinerja dan produktivitas
pada dasarnya adalah sejalan. Artinya, bila kinerja tingi, produktivitas juga
tinggi, demikian juga sebaliknya. Namun dapat juga terjadi hal yang berbeda.
Misalnya bila yang dicapai dapat melebihi tolok ukur yang telah ditetapkan ,
berarti kinerjanya tinggi. Akan tetapi bila untuk mencapai hasil tersebut terpaksa
dikeluarkan biaya yang besar melebihi hasil yang dicapai, maka produktivitas
akan tercatat rendah.
MELAKSANAKAN PENILAIAN
Evaluasi
kinerja pada dasarnya dilakukan dengan memanfaatkan semua informasi yang
berkaitan dengan kinerja tersebut. Oleh sebab itu, tahap pertama pelaksanakan
evaluasi kinerja adalah menghimpun semua informasi yang berkaitan dengan
kinerja yang dimaksud, baik menyangkut kinerja perorangan atau kelompok orang,
maupun menyangkut kinerja unit kerja atau kinerja perusahaan secara keseluruhan
. Tahap Kedua adalah mendeskripsikan unsure kinerja dari setiap informasi yang
dihimpun, sehingga jelas terlihat besaran kinerja sebagaiman termuat dalam
informasi tersebut. Tahap ketiga adalah membuat kajian atas kinerja, serta
membandingkannya dengan tolok ukur atau sasaran yang harus dicapai. Tahap
keempat adalah menarik kesimpulan dari pelaksanaan penilaian dan akhirnya tahap
kelima adalah merumuskan saran-saran tindak lanjut.
Pelaku
evaluasi kinerja, yaitu:
•
Atasan langsung atau kepala unit yang bersangkutan
•
Individu atau unit yang bersangkutan
•
Tim yang secara khusus dibentuk
•
Bawahan
•
Teman sekerja
•
Pelanggan dan masyarakat pada umumnya
•
Kombinasi dua atau lebih
UMPAN BALIK dan TIDAK LANJUT EVALUASI
KIERJA
Hasil
evaluasi kinerja harus diinformasikan kepada semua pemantu kepentingan terutama
pihak yang langsung terkait atau dievaluasi, supay siap mendukun usahausha
perbaikan. Evaluasi kenerja harus juga mampu memnganalisis penyebab kinerja
rendah. Tindak lanjutnya dapat berupa saran penyempurnaan manajemen, organisasi
dan sisitem kerja, identifikasi kebutuhan pendidikan dan pelatihan, dan program
kepegawaian lainnya.
Penyebab kinerja rendah
Penyebabnya dapat besifat
internal atau eksternal, menyangkut kelompok orang atau individu. Penyebab
kinerja rendah adalah :
1.
keterbatasn dana
2.
peralatan dan teknologi
3.
manajemen kurang efektif
4.
kepemimpinan kurang efektif
5.
supervise dan pengawasan tidak efektif
6.
lingkungan kerja
7.
kebijakan pemegang saham
8.
kompetensi kerja
9.
disiplin dan etos kerja