Kelas sosial
didefinisikan sebagai suatu strata ( lapisan ) orang-orang yang berkedudukan
sama dalam kontinum ( rangkaian kesatuan ) status sosial. Definisi ini
memberitahukan bahwa dalam masyarakat terdapat orang-orang yang secara
sendidi-sendidi atau bersama-sama memiliki kedudukan social yang kurang lebih
sama. Mereka yang memiliki kedudukan kurang lebih sama akan berada pada suatu
lapisan yang kurang lebih sama pula.
2. Pengertian Jenjang Sosial
Kelas sosial didefinisikan sebagai suatu strata ( lapisan )
orang-orang yang berkedudukan sama dalam kontinum ( rangkaian kesatuan ) status
sosial. Definisi ini memberitahukan bahwa dalam masyarakat terdapat orang-orang
yang secara sendidi-sendidi atau bersama-sama memiliki kedudukan social yang
kurang lebih sama. Mereka yang memiliki kedudukan kurang lebih sama akan berada
pada suatu lapisan yang kurang lebih sama pula.
Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota
masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda sehingga para
anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama, dan para
anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Kategori kelas sosial biasanya disusun dalam hierarki, yang berkisar dari
status yang rendah sampai yang tinggi. Dengan demikian, para anggota kelas
sosial tertentu merasa para anggota kelas sosial lainnya mempunyai status yang
lebih tinggi maupun lebih rendah dari pada mereka. Aspek hierarkis kelas sosial
penting bagi para pemasar. Para konsumen membeli berbagai produk tertentu
karena produk-produk ini disukai oleh anggota kelas sosial mereka sendiri
maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen mungkin menghindari berbagai
produk lain karena mereka merasa produk-produk tersebut adalah produk-produk
“kelas yang lebih rendah”.
Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial
tercakup dalam berbagai kategori yang luas berikut ini: ukuran subjektif,
ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari kelas sosial. Peneliti konsumen telah
menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial, ada faktor-faktor gaya hidup
tertentu ( kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku bersama ) yang cenderung
membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas sosial lainnya.
Para individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam
kedudukan kelas sosial dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua
mereka. Yang paling umum dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena
tersedianya pendidikan bebas dan berbagai peluang untuk mengembangkan dan
memajukan diri.
Dengan mengenal bahwa para individu sering menginginkan gaya
hidup dan barang-barang yang dinikmati para anggota kelas sosial yang lebih
tinggi maka para pemasar sering memasukkan simbol-simbol keanggotaan kelas yang
lebih tinggi, baik sebagai produk maupun sebagai hiasan dalam iklan yang
ditargetkan pada audiens kelas sosial yang lebih rendah.
3. Faktor Penentu
Kelas sosial
Apakah yang menyebabkan seseorang tergolong ke dalam suatu
kelas sosial tertentu? Jawaban terhadap pertanyaan tersebut sangat beragam,
karena strata sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat itu sendiri atau terjadi dengan
sengaja disusun untuk mengejar tujuan-tujuan atau kepentingan-kepentingan
bersama. Secara ideal semua manusia pada dasarnya sederajat. Namun secara
realitas, disadari ataupun tidak ada orang-orang yang dipandang tinggi
kedudukannya dan ada pula yang dipandang rendah kedudukannya. Dalam istilah
sosiologi kedudukan seseorang dalam masyarakat disebut status atau kedudukan sosial
(posisi seseorang dalam suatu pola hubungan sosial yang tertentu). Status
merupakan unsur utama pembentukan strata sosial, karena status mengandung aspek
struktural dan aspek fungsional. Aspek struktural adalah aspek yang menunjukkan
adanya kedudukan - tinggi dan rendah dalam hubungan antar status. Aspek
fungsional, yaitu aspek yang menunjukkan adanya hak-hak dan tanggung jawab yang
harus dilaksanakan oleh penyandang status.
Talcott Persons, menyebutkan ada
lima menentukan tinggi rendahnya status seseorang, yaitu:
1. Kriteria kelahiran (ras, kebangsawanan, jenis keCamin,
2. Kualitas atau mutu pribadi (umur, kearifan atau
kebijaksanaan)
3. Prestasi (kesuksesan usaha, pangkat,
4. Pemilikan atau kekayaan (kekayaan harta benda)
Otoritas (kekuasaan dan wewenang: kemampuan-untuk menguasai/
mempengaruhi orang lain sehingga orang itu mau bertindak sesuai dengan yang
diinginkan tanpa perlawanan)
Beberapa indikator lain yang
berpengaruh terhadap pembentukan kelas sosial, yaitu:
a. Kekayaan
Untuk memahami peran uang dalam menentukan strata
sosiai/kelas sosial, kita harus menyadari bahwa pada dasamya kelas sosial
merupakan suatu cara hidup. Artinya bahwa pada kelas-kelas sosial tertentu,
memiliki cara hidup atau pola hidup tertentu pula, dan untuk menopang cara
hidup tersebut diperlukan biaya dalam hal ini uang memiliki peran untuk
menopang cara hidup kelas sosial tertentu.
Sebagai contoh: dalam kelas sosial atas tentunya diperlukan
banyak sekali uang untuk dapat hidup menurut tata cara kelas sosial tersebut.
Namun demikian, jumlah uang sebanyak apa pun tidak menjamin segera mendapatkan
status kelas sosial atas. "Orang Kaya Baru" (OKB) mungkin mempunyai
banyak uang, tetapi mereka tidak otomatis memiliki atau mencerminkan cara hidup
orang kelas sosial atas. OKB yang tidak dilahirkan dan disosiaiisasikan dalam
sub-kultur kelas sosial atas, maka dapat dipastikan bahwa sekali-sekali ia akan
melakukan kekeliruan, dan kekeliruan itu akan menyingkap sikap kemampuannya
yang asli. Untuk memasuki suatu status baru, maka dituntut untuk memiliki
sikap, perasaan, dan reaksi yang merupakan kebiasaan orang status yang akan
dituju, dan hal ini diperlukan waktu yang tidak singkat.
Uang juga memiliki makna halus lainnya. Penghasilan yang
diperoleh dari pekerjaan profesional lebih memiliki prestise daripada
penghasilan yang berujud upah dari pekerjaan kasar. Uang yang diperoleh dari
pekerjaan halal lebih memiliki prestise daripada uang hasil perjudian atau
korupsi. Dengan demikian, sumber dan jenis penghasilan seseorang memberi
gambaran tentang latar belakang keluarga dan kemungkinan cara hidupnya.
Jadi, uang memang merupakan determinan kelas sosiai yang
penting; hal tersebut sebagian disebabkan oleh perannya dalam memberikan
gambaran tentang latar belakang keluarga dan cara hidup seseorang.
b.
Pekerjaan
Dengan semakin beragamnya pekerjaan yang terspesialisasi
kedalam jenis-jenis pekerjaan tertentu, kita secara sadar atau tidak bahwa
beberapa jenis pekerjaan tertentu lebih terhormat daripada jenis pekerjaan
lainnya. Hal ini dapat kita lihat pada masyarakat Cina klasik, dimana mereka
lebih menghormati ilmuwan dan memandang rendah serdadu; Sedangkan orang-orang
Nazi Jerman bersikap sebaliknya.
Mengapa suatu jenis pekerjaan harus memiliki prestise yang
lebih tinggi daripada jenis pekerjaan lainnya. Hal ini merupakan masalah yang
sudah lama menarik perhatian para ahli ilmu sosial. Jenis-jenis pekerjaan yang
berprestise tinggi pada umumnya memberi penghasilan yang lebih tinggi; meskipun
demikian terdapat banyak pengecualian (?). Jenis-jenis pekerjaan yang
berprestise tinggi pada umumnya memerlukan pendidikan tinggi, meskipun
korelasinya masih jauh dari sempuma. Demikian halnya pentingnya peran suatu
jenis pekerjaan bukanlah kriteria yang memuaskan sebagai faktor determinan
strata sosial, Karena bagaimana mungkin kita bisa mengatakan bahwa pekerjaan
seorang petani atau polisi kurang berharga bagi masyarakat daripada pekerjaan
seorang penasihat hukum atau ahli ekonomi ? Sebenarnya, pemungut sampah yang
jenjang prestisenya rendah itulah yang mungkin merupakan pekerja yang memiliki
peran penting dari semua pekerja dalam peradaban kota! Pekerjaan merupakan
aspek strata sosial yang penting, karena begitu banyak segi kehidupan lainnya
yang berkaitan dengan pekerjaan. Apabila kita mengetahui jenis pekerjaan
seseorang, maka kita bisa menduga tinggi rendahnya pendidikan, standar hidup,
pertemanannya, jam kerja, dan kebiasaan sehari-hari keluarga orang tersebut.
Kita bahkan bisa menduga selera bacaan, selera rekreasi, standar moral, dan
bahkan orientasi keagamaannya. Dengan kata lain, setiap jenis pekerjaan
merupakan bagian dari cara hidup yang sangat berbeda dengan jenis pekerjaan
lainnya.
Keseluruhan cara hidup seseoranglah yang pada akhimya
menentukan pada strata sosial mana orang itu digolongkan. Pekerjaan merupakan
salah satu indikator terbaik untuk mengetahui cara hidup seseorang. Oleh karena
itu, pekerjaan-pun merupakan indikator terbaik untuk mengetahui strata sosial
seseorang.
c.
Pendidikan
Kelas sosial dan pendidikan saling mempengaruhi sekurang-kurangnya
dalam dua hal. Pertama, pendidikan yang tinggi memerlukan uang dan motivasi. Kedua,
jenis dan tinggi rendahnya pendidikan mempengaruhi jenjang kelas sosia.
Pendidikan tidak hanya sekedar memberikan ketrampilan kerja, tetapi juga
melahirkan perubahan mental, selera, minat, tujuan, etiket, cara berbicara -
perubahan dalam keseluruhan cara hidup seseorang.
Dalam beberapa hal, pendidikan malah lebih penting daripada
pekerjaan. De Fronzo (1973) menemukan bahwa dalam segi sikap pribadi dan
perilaku sosial para pekerja kasar sangat berbeda dengan para karyawan kantor.
Namun demikian, perbedaan itu sebagian besar tidak tampak bilamana tingkat
pendidikan mereka sebanding.
4.
Pengukuran
Kelas Social
Pembagian Kelas Sosial terdiri atas
3 bagian yaitu:
a. Berdasarkan Status Ekonomi.
1) Aristoteles membagi masyarakat
secara ekonomi menjadi kelas atau golongan:
dan;
- Golongan sangat kaya
- Golongan kaya
- Golongan miskin
Aristoteles menggambarkan ketiga
kelas tersebut seperti piramida:
1. Golongan Sangat Kaya
2. Golongan Kaya
3. Golongan Miskin
Ket :
Golongan pertama : merupakan kelompok terkecil dalam
masyarakat. Mereka terdiri dari pengusaha, tuan tanah dan bangsawan.
Golongan kedua : merupakan golongan yang cukup banyak
terdapat di dalam masyarakat. Mereka terdiri dari para pedagang, dsbnya.
Golongan ketiga : merupakan golongan terbanyak dalam
masyarakat. Mereka kebanyakan rakyat biasa.
2) Karl Marx juga membagi
masyarakat menjadi tiga golongan, yakni:
a. Golongan kapitalis atau borjuis :
adalah mereka yang menguasai tanah dan alat produksi.
b. Golongan menengah : terdiri dari
para pegawai pemerintah.
c. Golongan proletar : adalah mereka yang tidak memiliki
tanah dan alat produksi. Termasuk didalamnya adalah kaum buruh atau pekerja
pabrik.
Menurut Karl Marx golongan menengah cenderung dimasukkan ke
golongan kapatalis karena dalam kenyataannya golongan ini adalah pembela setia
kaum kapitalis. Dengan demikian, dalam kenyataannya hanya terdapat dua golongan
masyarakat, yakni golongan kapitalis atau borjuis dan golongan proletar.
3) Pada masyarakat Amerika Serikat, pelapisan
masyarakat dibagi menjadi enam kelas yakni:
a. Kelas sosial atas lapisan atas (
Upper-upper class)
b. Kelas sosial atas lapisan bawah (
Lower-upper class)
c. Kelas sosial menengah lapisan
atas ( Upper-middle class)
d. Kelas sosial menengah lapisan
bawah ( Lower-middle class)
e. Kelas sosial bawah lapisan atas (
Upper lower class)
f. Kelas sosial lapisan sosial
bawah-lapisan bawah ( Lower-lower class)
1. Upper-upper class
2. Lower-upper class
3. Upper-middle class
4. Lower-middle class
5. Upper-lower class
6. Lower-lower class
Kelas sosial pertama :
keluarga-keluarga yang telah lama kaya.
Kelas sosial kedua : belum lama
menjadi kaya
Kelas sosial ketiga : pengusaha,
kaum profesional
Kelas sosial keempat : pegawai pemerintah, kaum semi
profesional, supervisor, pengrajin terkemuka
Kelas sosial kelima : pekerja tetap
(golongan pekerja)
Kelas sosial keenam : para pekerja tidak tetap,
pengangguran, buruh musiman, orang bergantung pada tunjangan.
4) Dalam masyarakat Eropa
dikenal 4 kelas, yakni:
1. Kelas puncak (top class)
2. Kelas menengah berpendidikan (academic middle class)
3. Kelas menengah ekonomi (economic
middle class)
4. Kelas pekerja (workmen dan
Formensclass)
5. Kelas bawah (underdog class)
b. Berdasarkan Status Sosial
Kelas sosial timbul karena adanya perbedaan dalam
penghormatan dan status sosialnya. Misalnya, seorang anggota masyarakat
dipandang terhormat karena memiliki status sosial yang tinggi, dan seorang
anggota masyarakat dipandang rendah karena memiliki status sosial yang rendah.
Contoh :
Pada masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi dalam empat
kasta, yakni Brahmana, Satria, Waisya dan Sudra. Ketiga kasta pertama disebut
Triwangsa. Kasta keempat disebut Jaba. Sebagai tanda pengenalannya dapat kita
temukan dari gelar seseorang. Gelar Ida Bagus dipakai oleh kasta Brahmana,
gelar cokorda, Dewa, Ngakan dipakai oleh kasta Satria. Gelar Bagus, I Gusti dan
Gusti dipakai oleh kasta Waisya, sedangkan gelar Pande, Khon, Pasek dipakai
oleh kasta Sudra.
c. Berdasarkan Status Politik
Secara politik, kelas sosial didasarkan pada wewenang dan
kekuasaan. Seseorang yang mempunyai wewenang atau kuasa umumnya berada
dilapisan tinggi, sedangkan yang tidak punya wewenang berada dilapisan bawah.
Kelompok kelas sosial atas antara lain:
- pejabat eksekutif, tingkat pusat
maupun desa.
- pejabat legislatif, dan
- pejabat yudikatif.
Pembagian kelas-kelas sosial dapat
kita lihat dengan jelas pada hirarki militer.
A. Kelas Sosial Atas (perwira) Dari
pangkat Kapten hingga Jendral
B. Kelas sosial menengah (Bintara)
Dari pangkat Sersan dua hingga Sersan mayor
C. Kelas sosial bawah (Tamtama) Dari
pangkat Prajurit hingga Kopral kepala
5.
Apakah
Kelas Sosial Berubah
Kelas sosial akan pasti berubah, sama halnya seperti roda
kehidupan yang selalu berputar. Kadang seseorang berada dalam status sosial
yang tinggi atau berada saat mapan atau di hormati, tetapi terkadang lambat
laun akan berada di posisi bawah, yaitu ketika mereka tidak lagi berjaya, kaya,
atau di hormati seperti sebelum – sebelumnya. Ketika kelas sosial berubah
perubahan itu juga akan mempengaruhi perilaku dan selera konsumen terhadap
suatu barang. Misalnya seorang yang biasa mengkonsumsi nasi dari beras yang
mempunyai kualitas yang rendah, tetapi apabila ia menjadi kaya atau memperoleh
rezeki yang berlebih maka ia akan merubah beras yang di konsumsi dari yang
berkualitas rendah ke kualitas yang lebih tinggi. Dan ini juga bisa
mempengaruhi berbagai permintaan produksi suatu barang maupun jasa.
6.
Pemasaran
Pada Segmen Pasar Berdasarkan Kelas Social
Pemasaran pada segmen pasar berdasarkan kelas sosial berbeda
– beda sesuai dengan kelas sosial yang ingin di tuju. Bisa dilihat apabila
ingin memasarkan suatu produk yang mempunyai kelas sosial yang tinggi biasanya
menggunakan iklan yang premium atau bisa di bilang lebih eksklusif karena dapat
diketahui bahwa orang – orang yang berada di kelas sosial atau memiliki status
sosial yang tertinggi, mereka lebih memilih produk yang higienis, terbaru,
bermerk, dan kualitas yang sangat bagus. Berbeda apabila pemasaran dilakukan
untuk orang – orang yang berada pada kelas sosial terendah. Penggunaan iklan
pun kurang di gencarkan dan biasanya malah lebih menggunakan promosi yang lebih
kuat, karena kelas sosial yang rendah lebih banyak mementingkan sebuah
kuantitas suatu produk dengan harga yang murah. Jadi berbeda sekali pemasaran
yang dilakukan apabila melihat dari posisi kelas sosial yang ada.