laporan tugas

Kamis, 19 Juni 2014

KERANGKA USULAN PENELITIAN ILMIAH



A. Pendahuluan
Dahulu, apabila mendengar kata “penelitian”, orang sering membayangkan suatu kesibukan yang terjadi di laboratorium. Seorang ahli sedang asik mencermati reaksi zat-zat yang dicampur dalam tabung reaksioner, atau sedang sibuk meneliti benda-benda berukuran mikroskopik dengan mikroskop. Sehingga tertanam dalam benak bahwa penelitian merupakan kegiatan monopoli para ahli bidang sains.
Anggapan tersebut memang benar, tetapi tidak sepenuhnya benar. Orang-orang di laboratorium memang sedang melakukan penelitian, yaitu penelitian di bidang ilmu pengetahuan alam. Akan tetapi penelitian tidak hanya dilakukan di bidang ilmu pengetahuan alam saja, melainkan dilakukan di seluruh bidang ilmu.

Seorang pembuat roti, mengetahui takaran yang benar untuk membuat roti yang baik. Akan tetapi ia tidak puas hanya dengan hal itu, ia terus mencoba membuat roti yang berbeda dari yang telah ada dengan menambahkan berbagai bahan yang lain, sehingga akhirnya melahirkan roti jenis baru. Proses eksperimen pembuat roti hingga akhirnya menghasilkan roti jenis baru itu juga merupakan sebuah penelitian. Akan tetapi tidak melalui prosedur yang jelas, dan tidak ada laporan hasilnya dalam bentuk tulisan.
Berbeda dengan pembuat roti, para akademisi melaksanakan penelitian dalam berbagai ilmu yang dikuasainya dengan menggunakan prosedur-prosedur yang jelas, langkah-langkah yang terarah dan metode-metode yang sesuai sehingga menghasilkan sesuatu yang mampu dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Untuk melahirkan sebuah karya ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, maka hendaklah memulai langkah awal penelitian dengan baik dan benar pula. Langkah awal ini berupa penyusunan usulan penelitian atau proposal yang kelak menentukan keberhasilan penelitian tersebut.
Makalah ini Insya Allah akan membahas tentang langkah awal penelitian berikut penyusunan proposal penelitian agar seorang peneliti dapat membuat perencanaan dan usulan penelitian dengan baik, benar, dan dapat dipertanggungjawabkan.

B. Langkah Awal Penelitian
Setiap penelitian baik untuk skripsi, tesis, desertasi, dan penelitian lainnya selalu didahului dengan penyusunan usulan penelitian atau proposal penelitian. Karena keberhasilan penelitian seringkali terlihat dari sempurna atau tidaknya usulan penelitian yang disusun.
Proposal penelitian merupakan kerangka atau rincian prosedur kerja yang akan dilakukan pada waktu meneliti. Proposal penelitian disusun sebagai gambaran bagaimana penelitian tersebut akan dilakukan dan menunjukkan akan ke mana penelitian tersebut diarahkan. Juga dapat memberi gambaran bagaimana hasil yang akan diperoleh ketika penelitian tersebut rampung.
Suatu proposal penelitian yang baik hendaknya dapat mempermudah peneliti dalam melakukan penelitiannya. Terkadang seseorang menyusun sebuah proposal penelitian dengan sedemikian rupa dan seideal mungkin—menurut pendapatnya—dengan memasukkan berbagai ide yang ada di pikirannya agar mengesankan bahwa penelitian yang akan dilakukannya tersebut memiliki nilai akademis atau praktis yang tinggi, namun yang terjadi justru usulan penelitiannya tersebut membuatnya bingung menentukan kelanjutan penelitiannya.
Dari sekian banyak penelitian yang gagal dilakukan, pertama-pertama disebabkan tidak sempurnanya usulan penelitian yang diajukan. Karena kesempurnaan usulan penelitian menentukan layak tidaknya penelitian tersebut dilanjutkan. Sistematis, berencana, dan mengikuti konsep ilmiah merupakan tiga syarat utama sempurnanya sebuah proposal penelitian . Apabila salah satu syarat tersebut hilang, maka dipastikan penelitian tersebut akan cacat dan tidak lagi bersifat ilmiah.
Dalam teori penyusunan proposal penelitian, seringkali terdapat perbedaan format atau kerangka yang diajukan oleh para ahli. Akan tetapi apabila dikaji lebih dalam inti dan maksud sebenarnya adalah sama.

C. Kerangka Usulan Penelitian (Proposal Penelitian)
Yang dimaksud kerangka di sini adalah pokok-pokok dari suatu usul penelitian atau proposal penelitian, yang memberikan gambaran bagaimana suatu penelitian akan dilakukan dan bagaimana hasil penelitian tersebut diperkirakan setelah selesai nanti.
Tiap bagian dari kerangka ini akan dikemukakan bagaimana cara penyusunannya dan apa yang harus dikemukakan di dalamnya. Juga dijelaskan bagaimana cara menyambungnya dengan bagian yang lain, hingga merupakan suatu rangkaian kokoh dalam suatu proposal yang utuh. Utuh yang dimaksud adalah terpenuhinya syarat-syarat yang diminta sebagai suatu kerangka penelitian ilmiah.
Kerangka-kerangka yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1) Judul atau Topik penelitian. 2) Latar belakang masalah penelitian. 3) Perumusan masalah penelitian. 4) Tujuan penelitian 5) Tinjauan pustaka 6) Kerangka berpikir 7) Perumusan Hipotesa, dan 8) Langkah-langkah penelitian..
Kedelapan kerangka tersebut ketika selesai diolah secara benar sesuai dengan prosedur maka akan menjadikan suatu proposal penelitian yang siap untuk diajukan.

a. Judul penelitian
Judul seringkali dianggap sepele, namun merupakan sesuatu yang penting, karena judul adalah yang pertama terlihat dan paling sering dipertanyakan.
Judul penelitian merupakan identitas atau cermin dari jiwa seluruh pemikiran yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu, judul penelitian ditulis dalam kalimat yang jelas, lugas, dan menarik, serta mencerminkan isinya .
Berikut ini juga perlu dipertimbangkan agar judul memenuhi syarat sebagai judul yang tepat dan baik, yaitu :
- Judul dalam kalimat pernyataan, bukan pertanyaan.
- Cukup jelas, singkat, dan tepat.
- Berisi variable-variabel yang akan diteliti.
- Judul menggambarkan keseluruhan isi dan kegiatan penelitian yang dilakukan.

b. Latar belakang masalah
Latar belakang masalah bertolak dari adanya minat dan perhatian peneliti terhadap sesuatu yang disinyalir mengandung masalah.
Dalam latar belakang masalah dikemukakan data dasar yang dapat menjadi acuan atau alasan munculnya masalah penelitian. Ia dirumuskan dalam pernyataan-pernyataan yang saling berhubungan dan di dalamnya mengandung kontradiksi atau kesenjangan. Pengungkapan pernyataan ini bersifat deduktif, yaitu dari pernyataan bersifat umum dan berakhir pada yang bersifat khusus. Dari pernyataan-pernyataan itu menuntut adanya masalah atau masalah-masalah. Selanjutnya, dari pernyataan-pernyataan khusus yang disusun secara sistematik dan konsisten itu, muncul masalah khusus yang juga dirumuskan dalam bentuk pernyataan khusus.
Pada latar belakang masalah juga haruslah dikemukakan dengan tajam, kritis, dan jelas mengenai hal-hal sebagai berikut:
- Dasar pemikiran kenapa masalah tersebut diteliti.
- Gambaran secara ideal dan kenyataan masalah tersebut, yang didukung oleh fakta dan data.
- Identifikasi dan perivikasi masalah.
- Pembatasan ruang lingkup masalah yang akan diteliti.

c. Perumusan Masalah Penelitian
Setelah jelas latar belakang masalah yang dikemukakan, maka pada bagian perumusan masalah penelitian ini tinggal dikemukakan dengan jelas masalah yang menjadi tujuan dilakukannya penelitian tersebut. Perumusan masalah biasanya dilakukan dengan menggunakan kalimat tanya, dan di dalamnya meliputi:
- Terlihatnya variable-variabel yang diteliti
- Tergambarnya populasi penelitian
- Jelas ruang lingkupnya
- Tidak terlalu luas dan tidak juga terlalu sempit, agar tidak membingungkan dalam melakukan penelitian.
- Hendaknya masalah yang dirumuskan dapat membantu peneliti dalam proses pelaksanaan penelitiannya.

Masalah penelitian adalah inti dari keseluruhan penelitian, sehingga perumusannya pun harus tepat sesuai dengan masalah yang ingin diteliti. Keseluruhan penelitian akan selalu mengacu pada masalah yang dihadapi sehingga proses penelitian berjalan terarah. Dan kesimpulan penelitian adalah merupakan jawaban dari rumusan masalah yang diajukan.

d. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian merupakan hasil akhir yang ingin dicapai dalam sebuah penelitian yaitu terjawabnya masalah penelitian. Ia merupakan muara dari suatu penelitian. Tujuan penelitian berhubungan secara fungsional dengan rumusan masalah penelitian yang dibuat secara spesifik, terbatas, dan dapat diperiksa dengan hasil penelitian.

e. Tinjauan pustaka
Dalam rencana penelitian, ada dua unsur yang memiliki fungsi yang hampir sama, yaitu tinjauan pustaka, dan kerangka berpikir. Keduanya menjadi pengarah secara substansial terhadap tahapan kegiatan penelitian berikutnya. Namun demikian, keduanya memiliki perbedaan. Pertama, uraian dalam tinjauan pustaka dijadikan rujukan dalam perumusan kerangka berpikir. Kedua, rumusan dalam tinjauan pustaka sepenuhnya digali dari bahan yang ditulis oleh para ahli di bidang itu yang berhubungan dengan penelitian. Ketiga, dalam kerangka berpikir, rumusan sepenuhnya menjadi milik peneliti dengan mempertimbangkan pandangan atau informasi yang dirumuskan dalam tinjauan pustaka, kemudian dijadikan rujukan dalam kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan.
Tinjauan pustaka dapat berupa penelitian-penelitian yang telah lampau yang mengambil tema, atau objek yang sama sebagai bahan penelitiannya dengan metode atau teori yang berbeda, atau menggunakan metode dan teori yang sama tetapi dengan objek yang berbeda.

f. Kerangka berpikir
Kerangka berpikir dapat berupa kerangka teori dan dapat pula berupa kerangka penalaran logis. Kerangka teori dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau batasan-batasan tentang teori-teori yang akan dipakai sebagai landasan penelitian yang akan dilakukan; merupakan teori mengenai variable-variabel permasalahan yang akan dihadapi.
Sedangkan kerangka penalaran logis merupakan urutan berpikir logis, sebagai suatu ciri cara berpikir ilmiah yang akan digunakan dan cara menggunakan logika tersebut dalam memecahkan masalah.
Kerangka berpikir bersifat operasional yang diturunkan dari satu atau beberapa teori, atau dari pernyataan-pernyataan yang logis. Ia berhubungan dengan masalah penelitian dan menjadi pedoman dalam perumusan hipotesis yang akan diajukan.

g. Perumusan hipotesa
Bertolak dari permasalahan yang timbul, maka hipotesa adalah sebagai jawaban atau anggapan sementara untuk menjawabnya . Ada dua jenis jawaban permasalahan yang dapat dikemukakan sesuai dengan taraf pencapaiannnya yaitu;
Pertama, jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf ‘teoritik’, dicapai melalui studi pustaka. dan kedua, jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf ‘praktek’, diperoleh setelah penelitian selesai dilakukan, yaitu setelah pengolahan data dilakukan.
Maka berdasarkan kedua hal di atas, maka hipotesa adalah jawaban permasalahan jenis pertama, yaitu kebenaran pada tahap teoritik, sehingga perlu diuji kebenarannya pada tahap praktek. Maka hipotesa tidak dapat menjadi kesimpulan kecuali setelah diuji kebenarannya melalui pengolahan data dan penelitian selesai dilakukan.
Dalam penyusunan hipotesa tersebut, peneliti terikat dengan permasalahan yang diajukan. Demikian pula dengan kerangka teori yang telah dikemukakan dan diteliti variable-variabelnya untuk kemudian dicarikan datanya melalui kerangka konsep yang telah dikemukakan. Dalam merumuskan hipotesa, peneliti menggunakan intuisi yang tajam, setelah memperhatikan masalah yang dikemukakan dan teori yang digunakan dalam penelitiannya. Sehingga hipotesa yang dikemukakannya dapat diuji melalui teori-teori tersebut yang mengacu kepada data-data yang didapatkan selama penelitian tersebut.

h. Penentuan metode penelitian
Penentuan metode penelitian, metode penelitian ditentukan sesuai dengan penelitian yang akan dihadapi berdasarkan tempat, jenis, ataupun karakteristik penelitian, berdasarkan tempat; apakah itu studi yang membutuhkan terjun ke lapangan, maka metode yang digunakan adalah field research (studi lapangan), atau apabila penelitian tersebut hanya memerlukan data-data dari berbagai buku maka penelitian tersebut adalah library research (studi pustaka). Dan sebagainya.

i. Langkah-langkah penelitian
Langkah-langkah penelitian, lazim disebut prosedur penelitian secara garis besar mencakup; penentuan metode penelitian, penentuan jenis data, penentuan sumber data, inventarisasi data, analisis data, dan penentuan kesimpulan. Kesemuanya ini merupakan langkah penelitian yang biasa dan mesti ada dan dilakukan dalam penelitian ilmiah.

D. Penutup
Dalam merumuskan proposal penelitian, kerangka-kerangka di atas amatlah penting untuk diperhatikan agar menghasilkan sebuah penelitian yang berkualitas. Sehingga para peneliti akan mudah dalam melakukan proses penelitian dan akan berbuah karya ilmiah yang baik.